Hijrah Dari Perpecahan Kepada Ukhuwah Islamiyah

  • Oleh: Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag  M.Ag, Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

KABARDAILY.COM  |   OPINI

Kita melihat fenomena, sesama saudara kandung  berpecah belah, berselisih, bertengkar,  karena masalah anak, harta warisan dan lisan wanita. Sesama muslim berpecah belah, berselisih karena saingan kerja, saingan usaha atau lainnya.   Yang lainnya berselisih  karena tahta, harta, wanita, jabatan dan kepentingan. Ada juga sesama muslim berpecah karena beda partai, bedazkelompok, beda pemikiran, organisasi, mazhab yang di ikutinya.

Setelah berpecah belah, apakah ada yang menang dan kalah?  Adakah yang bahagia, menjadi kuat dan hebat karenanya? Kalaupun ada, kita lihat banyak pelajaran hanya sementara. Untuk apa kita berpecah belah? Untuk harta, tahta dan jabatan? Dimana iman, kemana keyakinan seorang muslim bahwa rezeki itu, sudah Allah tetapkan kepada setiap diri tanpa ada yang bisa menukar sesuka hati, kecuali takdir Ilahi.

Bersatulah wahai umat dalam ukhuwah Islamiyah, jangan berpecah belah. Hijrahlah dari perpecahan kepada ukhuwah, kepada persaudaraan. Saudara seudarah atau saudara sebangsa dan setanah air.

A. Setiap Diri Sudah Ada Kadar Rezeki.

Kita lihat Hadits-Hadits berikut ini menjelaskan tentang setiap diri sudah Allah tetapkan kadar rezeki nya, sehingga tidak perlu ada rasa isi dengan rezeki yang didapatkan orang lain. Cukup tidaknya rezeki bukan karena jumlah, tapi terletak pada berkah, dan  Allah cakupkan meski hanyar sedikit.

“Sesungguhnya salah satu dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari… kemudian malaikat diutus untuk meniupkan ruh dan menuliskan empat hal: amal, ajal, rezeki, dan nasib baik atau buruknya,” (HR. Muslim).

B. Sesama Muslim Itu Bersaudara

Dalam banyak Ayat Al-Qur’an juga Hadits mengingatkan kita, bahwa sesama muslim itu bersaudara. Seperti yang Allah sebutkan dalam Ayat Al-Qur’an berikut ini:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat: 10)

Dalam Hadits Rasulullah mengingatkan;

Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesama muslim adalah saudara, tidak boleh saling mendzalimi, mencibir atau merendahkan. Ketakwaan itu sesungguhnya di sini,” sambil menunjuk dada dan diucapkannya tiga kali. (Rasul melanjutkan): “Seseorang sudah cukup jahat ketika ia sudah menghina sesama saudara muslim. Setiap muslim adalah haram dinodai jiwanya, hartanya dan kehormatannya.” (Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya).

C. Apa Yang Harus Dilakukan Terhadap Sesama Muslim.

Sebagai saudara, sesama muslim tentunya harus saling menjaga, saling membantu, saling melindungi, saling memuliakan, saling membela dalam urusan  apapun, sebagaimana nasihat Rasulullah berikut ini:

Pertama, Memberi Pertolongan Kepada Sesama Muslim

“Dan Allah senantiasa menolong hambanya selama hamba Nya itu menolong Saudaranya”(HR. Muslim)

Kedua, Mempermudah Urusan Sesama Muslim
“Dan barang siapa memberikan jalan keluar kepada sesama muslim dari problem hidupnya, maka Allah akan berikan jalan keluar baginya dari kesulitan di akhirat”(HR. Muslim)

3. Menutup Aibnya

“Dan barang siapa menutup aib/ cela seseorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan diakhirat”(HR. Muslim).

4. Tidak boleh mendhalimi, mencibir dan merendahkannya.

“Sesama muslim adalah saudara, tidak boleh saling mendzalimi, mencibir atau merendahkan. ( Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya.).

4. Sesama muslim harus saling memuliakan.

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra [17]: 70)

D. Hijrah Dari Perpecahan Kepada Ukhuwah

Ada beberapa alasan, mengapa kita harus hijrah dari perpecahan kepada Ukhuwah Islamiyah sebagaimana berikut ini:

Pertama, karena aqidah kita satu ” aqidah Islam” kita adalah saudara, saudara seiman, saudara seagama,  saudara sebangsa, setanah air, bahkan kita adalah saudara sedarah dari seorang Nabi Adam As.

Kedua, Belajar dari Muslim Rohingya yang terlunta-lunta, terombang ambing dilautan,  tidak ada yang membela. Kemana pergi, mereka tidak ada yang menerima. Sedih melihatnya.

Ketiga, belajar dari muslim Gazza yang dijajah, dibantai oleh Israel untuk mendapatkan tanah palestina, sampai kita tidak tau, kapan mereka bisa merdeka.

Ketiga, Belajar dari umat Islam yang berada di bawah kepemimpinan non-muslim, mereka disiksa, dirampas hartanya, diperkosa, dihina, dibantai dengan semana-mena.

Keempat, belajar dari non muslim yang berada dibawah kepemimpinan seorang muslim, siapapun dia, agama apapun, ia aman dan nyaman dibawah  kepemimpinan seorang muslim.

Oleh karena itu, umat Islam harus memimpin dunia, karena bersama Islam, setiap manusia aman, tentram dan sejahtera. Karena Islam memuliakan dan menjaga bumi dan segala isinya, termasuk menjaga non muslim yang ada dibawah kepemimpinan nyari.  Islam  adalah agama Rahmatan lil ‘alamin. Sebagaimana Allah sebutkan dalam Al-Qur’an berikut ini.

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra [17]: 70)

Wallahu’alam, moga Allah mempersatukan hati umat Islam dimanapun mereka berada, dibawah panji ukhuwah Islamiyah dan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.