JANTHO,KABARDAILY.COM – Kelas atau mata kuliah Adat Istiadat merupakan salah satu mata perkuliahan di ISBI Aceh. Beberapa prodi di ISBI Aceh membuka pelajaran tersebut guna menunjang pengetahuan Adat Istiadat Aceh, salah satunya adalah prodi Kriya Seni. Di Prodi Kriya Seni, mata kuliah Adat Istiadat Aceh diampu oleh Ichsan M.Sn yang juga merupakan Manager Museum Kota Juang Bireun saat ini dan Ketua Bidang Adat dan Budaya Masyarakat Aceh Bali 2016-2020.
Ichsan, Dosen Pengampu MK ini menyebutkan, perkuliahan hari ini (28/10) kita fokuskan kepada praktik “Peusijuek”. Pertemuan ini merupakan pertemuan ke 9, setelah pekan lalu kita melaksanakan ujian mid semester. Dalam perkuliahan ini seluruh mahasiswa dibebankan tugas untuk menyiapkan bahan praktik yang telah ditentukan, setiap mahasiswa silah berganti akan berganti peran sebagai “Nyang peusijuek dan Nyang di Peusijuek.
Peusijuek sendiri merupakan tradisi penyambutan atau pemberian restu dalam budaya Aceh, yang biasanya dilakukan pada berbagai acara seperti pernikahan, kelahiran, dan acara lainnya sebagai simbol doa dan keberkahan. Dalam kelas ini, para mahasiswa diajarkan langkah-langkah Peusijuek, mulai dari persiapan bahan-bahan seperti daun pandan, tepung tawar, beras, hingga makna di balik setiap prosesi.
Menurut Ichsan, tujuan dari kelas ini adalah untuk melestarikan dan mengenalkan tradisi budaya Aceh kepada generasi muda. “Kami ingin mahasiswa memahami tidak hanya cara melakukan Peusijuek, tetapi juga nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, mereka bisa ikut melestarikan tradisi ini di lingkungan mereka masing-masing,” ujarnya.
Kelas ini semakin meriah dengan adanya demonstrasi langsung dari para pengajar yang mengenakan pakaian adat Aceh, diiringi dengan alunan musik tradisional. Suasana menjadi semakin hangat dan penuh makna ketika para mahasiswa mencoba mempraktikkan Peusijuek secara bergantian, dibimbing oleh pengajar yang sabar dan berpengalaman.
Para mahasiswa mengaku sangat antusias mengikuti kelas ini. “Seru sekali bisa belajar langsung seperti ini. Dulu hanya tahu Peusijuek sekilas dari acara-acara di kampung, tapi sekarang jadi lebih paham dan mengerti,” kata Trysa, salah satu peserta kelas.
Kelas Adat Istiadat ISBI Aceh ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari kegiatan rutin yang bisa menarik minat generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya lokal.