kabardaily.com – Perempuan muda ini, malu-malu saat mau diwawancarai. Dan sempat menolak, sebelum media ini menjelaskan alasan logis kenapa diwawancarai.
Rihayatul ‘Aisyi, 24 tahun, menarik perhatian orang, baik itu unsur panitia maupun peserta Uji Mampu Baca Al-Qur’an bagi Bakal Calon Anggota DPRK Bireuen di Masjid Agung Sultan Jeumpa, Bireuen, siang ini, Selasa (6/6/2023), setelah ada yang membisiki bahwa ia adalah Hafidzah 30 Juz.
Dilahirkan dari keluarga sederhana di Desa Ulee Nyeu, Kecamatan Banda Baro, Kabupaten Aceh Utara pada tanggal 10 April 1999, ia menghabiskan masa kanak-kanak kawasan rawan konflik. Pada akhir tahun 90-an sampai awal tahun 2000-an, kawasan tempat tinggalnya adalah kawasan “perang” antara gerilyawan GAM dengan TNI. Hampir setiap hari terjadi aksi tembak menembak.
Namun kondisi itu, tidak menurunkan semangat orangtuanya, pasangan Abdullah dan Maryati Ibrahim, untuk mendidik semua anaknya dengan Al-Qur’an. ‘Aisyi kecil, selain belajar di SD dekat rumahnya di pagi hari, ia juga belajar mengaji di rumah dan di balai pengajian kampungnya. Menghafal Al-Qur’an sudah dimulai sejak kecil. Kemudian terus berlanjut saat ia memasuki SMP Negeri 1 Banda Baro.
Kemudian ketika memasuki usia remaja, orangtuanya “mengirim” yang bersangkutan ke MAN 2 Bireuen, sekaligus tinggal di Bireuen, di rumah salah seorang keluarga dekatnya. Semangat menghafal Al-Qur’an yang luar biasa, dibimbing oleh guru-guru terbaik, dan dibantu dengan suasana tempat tinggal yang tidak berisik, menjadikan hafalannya terus bertambah.
Ketika ia tamat Madrasah Aliyah, hafalannya sudah mencapai 4 Juz dengan kualitas bacaan yang semakin baik. Kemudian ia memutuskan menunda kuliah dan memilih mondok di Pesantren Tahfizdul Quran Al Fityan Aceh yang berada di Aceh Besar. Selama dua tahun, ia menyelesaikan pendidikan dengan baik dan jadi Hafidzah 30 Juz. Karena kewajiban untuk mengabdi satu tahun setelah mondok, total ia di pesantren adalah 3 tahun.
Tahun 2021, ketika masih suasana Covid 19, ia pulang kampung dan kuliah di IAI Almuslim Bireuen. Disamping meneruskan studi formal, sehari-hari ia mengabdi sebagai guru Tahfidz di Dayah Al Azhar kawasan Cot Bada Peusangan.
Pada awal bulan Mei 2023, PKS Bireuen mengajaknya bergabung sebagai Bacaleg untuk Pemilu 2024. Dan ditempatkan di Dapil Bireuen 3 yang terdiri dari 3 Kecamatan yaitu Gandapura, Makmur dan Kuta Blang. Salah satu alasannya karena keluarga ibunya bertempat tinggal di kawasan Gandapura, khususnya Desa Cot Puuk.
Semoga kehadirannya mewarnai unsur Perempuan yang maju dalam kontestasi politik tahun 2024.(MA)