fbpx

Program Ketahanan Pangan, Camat Darul Kamal Apresiasikan Pj Bupati Aceh Besar

kabardaily.com  – Terkait program ketahanan pangan dalam penekanan inflasi dan pengentasan kemiskinan, Camat Darul Kamal Subhan SE MM mengapresiasikan program Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, yang terjadi khususnya di Gampong Empee Trieng – Bilui dengan pemanfaatan Dana Desa (DD).

Ia mengatakan, program Pemkab Aceh Besar dalam memberikan dukungan terhadap masyarakat, telah menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Dengan program ketahanan pangan tersebut, para petani di Gampong Empee Trieng telah menikmati hasil panen dari penanaman tiga jenis kacang, di antaranya kacang hijau, kacang tanah, dan kacang kuning.

“Penggunaan DD dengan program ketahanan pangan, dalam pengolahan tanah secara gratis terhadap para petani yang menanam kacang, hari ini mereka sudah dapat menuai manfaatnya,” ucapnya, di area persawahan Gampong Empee Trieng – Bilui, Kecamatan Darul Kamal Kabupaten Aceh Besar, Senin (16/7/2023).

 

Menurutnya, kesuksesan program tersebut yang terjadi di Gampong Empee Trieng, dapat dijadikan sebagai contoh bagi gampong-gampong lainnya. Pemanfaatan secara tepat, dapat memberikan hasil yang memuaskan.

“Meskipun hal kecil, kami telah berusaha dan berbuat. Semoga kegiatan seperti ini jadi contoh untuk masyarakat lainnya,” sebut Subhan.

Sementara itu, Keuchik Empee Trieng Drs Tarmizi menjelaskan, dalam penggunaan dana desa untuk ketahanan pangan, bantuan yang diberikan pada proses pengolahan tanah dan penggalian sumur bor. Dalam hal itu, kawasan tersebut merupakan kawasan tanpa adanya irigasi, sehingga membuat para petani kesulitan dalam pemerataan perolehan air.

“Meskipun lahan yang digarap luas namun kesulitannya terdapat pada perolehan air, untuk itu kita fokuskan penggunaan anggaran ketahanan pangan juga pada penggalian sumur bor,” imbuhnya.

Tarmizi menyebutkan, sebelumnya para petani merencanakan penanaman bibit kacang pada awal bulan April, dengan mengutamakan untuk jenis kacang kuning. Berhubung bibit kacang kuning sulit didapat, luas lahan dalam penanaman bibit menjadi lebih dominan kacang hijau.

Kemudian, sambungnya, ada sebagian warga yang membawa pulang bibit kacang hijau dari Nagan Raya dan kacang kuning dari Lhokseumawe, namun kualitas kacang kuning tersebut tidak seperti yang diharapkan.

“Akibat kesulitan perolehan bibit kacang kuning, lahan yang ditanami hanya lima hektar saja, selebihnya tujuh hektar kacang hijau dan 4 hektar kacang tanah,” pungkasnya.