JAKARTA,KABARDAILY.COM – MAA Aceh Besar melakukan kerja penguatan literasi dengan Perpustakaan Nasional. Sebagai Lembaga Keistimewaan yang bergerak di bidang adat istiadat, Majelis Adat Aceh Kabupaten Aceh Besar selama ini produktif menerbitkan sejumlah buku. Menariknya, semua buku diterbitkan oleh MAA Aceh Besar sendiri, Selasa 17 Desember 2024.
Lembaga keistimewaan Aceh ini juga telah memiliki izin untuk mengusulkan ISBN langsung ke perpustakaan nasional. Sebagai penerbit buku adat di bawah Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, MAA Aceh Besar berkewajiban menyerahkan langsung buku terbitannya ke perpustakaan nasional di Jakarta.
Kerja ini bagian dari kewajiban serah simpan Karya Cetak sebagaimana dimaksud UU No. 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.
Ketua Majelis Adat Aceh Kabupaten Aceh Besar, Asnawi Zainun dan Kepala Sekretariat MAA Kabupatèn Aceh Besar, Salamuddin ZM melaksanakan kunjungan ke Gedung Perpusnas RI, Salemba Raya, Jakarta Pusat pada Selasa, 17|12|2024. Kunjungan ini bertujuan untuk menyerahkan 3 judul buku ber-ISBN terbitan MAA Aceh Besar, masing-masing , Adat Meukawen Aceh Rayek, Pembangunan Ekonomi Gampong dan Kedudukan Tugas dan Fungsi Lembaga Adat di Kabupaten Aceh Besar.
Kerja literasi MAA Kabupaten Aceh Besar selama ini didukung penuh oleh pemerintah Aceh Besar dan tim penulis adat terang Asnawi Zainun.
Menurutnya, kerja literasi adalah salah satu kerja penting dalam mewarisi pengetahuan adat bagi generasi berikutnya, karena itu menulis seluk beluk adat kini menjadi program penting di MAA Aceh Besar.
Kunjungan rombongan MAA kabupatèn Aceh Besar ini disambut ramah oleh Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Koleksi SSKCKR Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpusnas RI, Dra. Tatat Kurniawati, MA bersama sejumlah staf. Pada kesempatan tersebut turut didiskusikan beberapa isu penting terkait penerbitan, pemeliharaan dan pengelolaan karya cetak dan karya rekam di tanah air.
Kepala Sekretariat MAA Kabupaten Aceh Besar Salamuddin turut bangga tampilnya MAA Aceh Besar yang kini menjadi mitra perpustakaan nasional selaku penerbit, menurutnya MAA Aceh Besar tidak hanya hadir sebagai Lembaga penguatan adat, melainkan pengembangan dan pewarisan adat secara kongkrit melalui tulisan pada generasi berikutnya.