fbpx

PESAWAT ASING DITURUNKAN SECARA PAKSA DI LANUD SULTAN ISKANDAR MUDA

ACEH BESAR—Pesawat tempur Hawk 100 dan Hawk 200 dibawah leader Unsur TS Sakdron Udara 12 mayor Pnb Arie Prasetyo “Ninja” menurunkan secara paksa pesawat asing yang melintasi wilayah udara Indonesia setelah mendapat laporan satuan radar di jajaran Kosekhanudnas III.

Penurunan secara paksa tersebut dilakukan setelah proses identifikasi dan himbauan untuk keluar dari wilayah udara Indonesia, namun tidak ditanggapi, dan akhirnya pesawat tempur jenis Hawk dari sekandron udara 12 melakukan tindakan force down (penurunan paksa) di pangkalan terdekat yaitu Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. Ini merupakan rangkaian latihan pertahanan udara kilat – 20 dan Cakra – 20 tahun 2020 di wilayah Kosekhanudnas III. Rabu (19/2).

Setelah pesawat mendarat, pesonel Lanud Sultan Iskandar Muda dan Kompi senapan C Yonko 469 dengan bersenjata lengkap melakukan pertahanan pangkalan dikedudukan masing-masing menunggu perintah pimpinan, kemudian satuan polisi militer bersama intelijen mengamankan pilot dan menginterogasi untuk mendapatkan semua data-data informasi yang dibutuhkan karena telah memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin dan tanpa kelengkapan dokumen yang jelas.

“Ini adalah simulasi penanganan pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia yang kemudian di turunkan secara paksa atau force down yang melibatkan dua pesawat Hawk 100 dan Hawk 200,” kata Danlanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Hendro Arief H., S.Sos., seraya mengatakan sebagai bagian Latihan Kilat/Cakra C 20 Tahun 2020. Menurutnya, kegiatan ini memerlukan koordinasi yang intensif, kerja sama dan sinergitas setiap lini dalam rangkaian penindakan mengingat wilayah udara Indonesia bagian barat berbatasan dengan negara-negara tetangga dan zona strategis yang memerlukan pengamanan yang lebih ketat.

Untuk itu, lanjutnya, seluruh personel yang terlibat agar melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, penuh tanggung jawab dan mengerti siapa dan berbuat apa, sehingga latihan force down ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan personel seandainya terjadi hal-hal seperti yang disimulasikan. “Kita melihat bahwa kesiapsiagaan personel sudah cukup baik, setiap tahapan berjalan dengan lancar. Hal ini harus tetap dipertahankan, dibina dan dikembangkan kedepannya,” ujarnya sekaligus tanpa mengesampingkan faktor keamanan dan keselamatan selama latihan berlangsung.

Tinggalkan Balasan