JANTHO,KABARDAILY.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Besar melakukan rapat persiapan pengusulan Sie Teu’om sebagai salah satu Warisan Budaya tak Benda (WBTB) Kabupaten Aceh Besar, 4 Maret 2024 di Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Besar dalam komplek gedung Dekranasda.
Rapat tersebut diikuti oleh Kabid Kebudayaan Disdikbud Aceh Besar, Cut Jarita Susanti SPd, staf Bidang Kebudayaan, Marhaban SPd dan Ketua MAA Aceh Besar, Asnawi Zainun.
Cut Jarita Susanti menyampaikan rapat ini kita lakukan untuk menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pengusulan di Tahun 2025.
“Kita menggandeng MAA Aceh Besar yang merupakan mitra bidang kebudayaan dalam mempersiapkan usulan WBTB ini,” kata Cut Jarita.
Sementara itu Ketua MAA Aceh Besar, Asnawi Zainun mendukung Disdikbud mengusulkan Sie Teu’om sebagai salah satu WBTB Aceh Besar.
“Kami siap membantu menyiapkan bahan-bahan dan narasi agar disetujui oleh pihak kementerian sebagai WBTB Aceh Besar, “pungkasnya.
Untuk diketahui Sie Teu’om merupakan salah satu kuliner khas Aceh yang memiliki cita rasa unik dan kaya akan bumbu rempah.
Hidangan ini berbahan dasar daging sapi atau kerbau yang dimasak dengan metode khusus menggunakan bumbu khas Aceh, sehingga menghasilkan tekstur lembut dan rasa yang gurih serta kaya rempah.
Sie Teu’om punya sejarah panjang Pengaruh perang ratusan tahun di Aceh, menjadikan makanan ini melagenda.
Oleh masyarakat, memasak Sie teu’om untuk kemudian dikirimkan kepada para pejuang di gunung.
“Dalam perjuangan kemerdekaan, para pejuang diberikan bekal Sie teu’om untuk dibawa ke gunung. Itu jadi makanan mereka, dan mereka membawanya sampai berbulan-bulan lamanya, sebagian menyebutnya, Sie teu’om, sajian perang dari Aceh Rayeuk.
Daging yang diawetkan atau dalam Bahasa Aceh disebut Sie teu’om, Ini kuliner khas Kabupaten Aceh Besar yang diwariskan lturun-temurun dan menjadi santapan saat tiba Ramadhan.
Karena, kuliner ini bisa bertahan hingga satu bulan. Dari Makanan Meugang hingga Peunajoh Prang Ritual meugang diperingati warga Aceh dua atau satu hari menjelang Ramadhan, Idul Fitri, serta Idul Adha.[*]