Pre Order Buku The Power of Mak Ijah

SANTERDAILY.COM |SASTRA, ADVETORIAL
Buku “The Power of Mak Ijah”, hasil karya Suafrida Rahmah SPd (Ida Ayu Komang) berisi kisah hidup keluarga Mak Ijah yang dikemas dengan bahasa sederhana dan menarik.
Buku ini sekarang masih dalam tahap percetakan, bagi yang ingin memilikinya dapat langsung menghubungi penulis buku ini di nomor : 0852 6245 6197.
Harganya sangat terjangkau, hanya 65 K saja ditambah ongkos kirim. Silakan diorder!
Berikut ini salah satu episode yang ada dalam buku, silakan dinikmati.
Mak Ijah Vs Suami
Suami Mak Ijah kecewa saat melihat HP sang istri tak melihat namanya tersimpan.
“Jah!” panggilnya dengan nada tinggi, setinggi gunung Hi Mak Layang.
Mak Ijah sampai salto saking kagetnya. “Mas, kesurupan jenglot atau gendoruwo, toh?”
“Aku kecewa sama kamu, Jah. Lihat ini!” Suami menyodorkan HP Mak Ijah.
“Ini HP-ku. Tiap waktu kuliat, Mas. Buat apa Mas suruh liat.” Mak Ijah melongos.
“Kamu itu ndak menghormati suami. Kenapa namaku ndak kamu simpan di HP-mu?”
“Ngabisin memori, Mas.”
“Astahu! Jujur banget kamu, Jah!” Napas suami sudah turun naik menahan emosi.
“Mas ini lucu. Mas juga ndak simpan namaku. Aku ndak marah, kan?”
“Siapa bilang?”
“Kutanya Mas, Mas simpan nomorku dengan nama apa?”
“Yo, namamu.” Suami menjawab tanpa melihat ke Mak Ijah.
“Namaku? Emangnya namaku PENJAJAH?” Mak Ijah yang sekarang emosi.
“Kan, ada JAH-nya. Setidaknya, Mas simpan nama kamu.” Dasar laki, nggak pernah mau salah dan mengalah. “Lah, kamu ndak pun simpan nomor Mas.”
“Yo, wes. Sini aku simpen.” Mak Ijah mengetik nama Suami dan menyimpannya di HP. “Nah, ini aku udah simpen nama Mas.”
Suami menerima HP istrinya dan memeriksa. Matanya membelalak. “Kurang asem kamu, Jah. Masak ini namaku? Ndak sopan kamu! Aku ndak rido.”
“Mas itu memang bukan Rido, apalagi Rido Roma.” Mak Ijah cekikikan.
“Ndak usah bercanda kamu. GANTI!” perintah Suami dengan berkacak pinggang.
“Ish, Mas ini. F itu funny. U itu unique. C itu cool. K itu keen. Pujian itu bukan makian.” Mak Ijah tersenyum mengejek.
“Aku ndak terima, Jah. Ganti sekarang!” Suami memerintah bak mandor Belanda.
“Mas, jangan egois. Bukan karna Mas suami bisa sesuka hati. Mas pikir istri itu dinikahi untuk dizolimi? Gimana perasaan Mas saat kutulis nama Mas dengan panggilan buruk? Sakit, toh? Sama Mas. Aku pun marah. Belajarlah dari Rasulullah. Memanggil istri dengan nama yang indah. Humairoh. Pipi kemerahan. Aku ini, kan, makmum. Makmum ikut imam. Jadi, aku ngikut apa yang Mas buat.” Mak Ijah mengutarakan yang selama ini ia pendam soal namanya di HP Suami.
“Yo, wes. Aku ganti. Jadi ITIK, yo?”
“Kok, itik? Mas ini cari gara-gara mulu, ya?”
“ITIK itu Ijah Cantik.” Suami menuwil hidung sang istri.
Mak Ijah cemberut. “Biar adil, aku ganti nama Mas, ya?”
“Mau ganti apa?”
“SUMPIT.”
“Kok, sumpit, toh, Jah?”
“SUMPIT itu suami pelit.”
“Ijaaah!”
“Ora urus!”
*****
Cuss … siapa yang belum PO? Isi hari dengan tertawa bersama Mak Ijah.