Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam Praktikum Arkeologi di Sabang

SABANG,KABARDAILY.COM – Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh bersama dengan dosen dan mahasiswa SKI melakukan praktikum cagar budaya di Kota Sabang.

Kegiatan praktikum cagar budaya berlangsung selama tiga hari sejak Kamis hingga Sabtu, 11 Mei 2024. Kegiatan yang diikuti lebih dari 50 mahasiswa berlokasi di empat titik yang berbeda, antaranya di situs benteng Kota atau dikenal kawasan Sabang Fair, situs benteng Sumur Tiga, dna kawasan situs benteng Anoi Itam (Pasir Hitam) dan serta terakhir di Kilometer Nol Sabang.
Kegiatan praktikum arkeologi ini bertujuan untuk melakukan analisis kajian tentang pemanfaatan objek arkeologi yang ada di kota Sabang sebagai destinasi wisata situs sejarah cagar budaya.

Selain itu, praktikum mahasiswa juga untuk mengamati bagaimana pemerintah dan masyarakat memanfaatkan objek situs cagar budaya ini sebagai peluang destinasi wisata dari peninggalan-peninggalan situs tersebut. Sebab selama ini kota Sabang lebih dikenal dengan wisata pantai dan panorama yang indah.

Selama kegiatan berlangsung, Mahasiswa SKI UIN Ar-Raniry didampingi oleh staf bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sabang dan juga juru pelihara situs benteng-benteng tersebut. Mereka juga mendapat pendampingan dan bimbingan dari para dosen SKI UIN Ar-Raniry.

Berdasarkan keterangan Ketua Prodi SKI, Hermansyah M.Th., M.Hum menyebutkan “kegiatan praktikum cagar budaya bertujuan untuk pembelajaran bagi mahasiswa di lapangan dan serta diharapkan melahirkan rekomendasi-rekomendasi untuk pemanfaatan cagar budaya di Kota Sabang”.

Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk Pemerintah Kota Sabang dan masyarakat secara umum terkait dengan situs cagar budaya di pulang ujung Barat Indonesia tersebut. Pencapaian lainnya juga diharapkan artikel dan laporan serta kajian-kajian akademis yang dapat menjadi rekomendasi Pemko Sabang dan masyarakat seluruhnya.

“Kita akan berkoordinasi dengan berbagai sektor, khususnya Pemko Sabang dan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang cagar budaya untuk saling bersinergi mengembangkan situs-situs peninggalan tempo dulu menjadi salah satu ikon dan destinasi di Aceh, khususnya Kota Sabang” pungkasnya []