ISBI Aceh Sapa Masyarakat dalam Pameran Uroe Lahè Pidie ke-514

Pidie,KABARDAILY.COM – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh turut ambil bagian dalam Pameran Pembangunan memperingati Uroe Lahè Pidie ke-514 yang berlangsung pada 13–20 September 2025.

Kegiatan tahunan ini menjadi salah satu agenda budaya terbesar di Kabupaten Pidie, yang dimeriahkan oleh puluhan stand pameran, pertunjukan seni, serta ragam produk lokal unggulan.

Pameran ini akan dibuka secara resmi pada 17 September 2025, dan diperkirakan akan menarik ribuan pengunjung setiap harinya. Kehadiran ISBI Aceh mendapat sorotan karena kampus seni budaya ini menampilkan karya yang tidak hanya artistik, tetapi juga sarat makna kebudayaan.

Dalam stand ISBI Aceh, pengunjung dapat menyaksikan berbagai hasil karya mahasiswa dan dosen, mulai dari seni rupa, kriya, hingga dokumentasi seni pertunjukan tradisional. Kehadiran ini menjadi ruang interaksi yang mempertemukan dunia akademik seni dengan masyarakat luas.

Rektor ISBI Aceh, Prof. Dr. Wildan, M.Pd., menegaskan bahwa partisipasi dalam pameran ini merupakan bentuk komitmen kampus dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya.

“Sebagai satu-satunya perguruan tinggi seni budaya di Sumatera, ISBI Aceh memiliki tanggung jawab besar untuk terus hadir di tengah masyarakat, mendukung berbagai event kebudayaan, dan memastikan tradisi kita tetap hidup,” ujarnya.

Ia menambahkan, keterlibatan ISBI Aceh bukan sekadar formalitas, tetapi juga menjadi momentum untuk memperlihatkan karya nyata dari proses akademik dan kreatif. “Kami ingin masyarakat melihat bahwa apa yang dipelajari di kampus ini benar-benar dapat memberi manfaat, bukan hanya untuk pengembangan ilmu, tetapi juga untuk memperkuat identitas budaya,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Pusat Humas dan Kerjasama ISBI Aceh, Achmad Zaki, M.A., menekankan pentingnya kedekatan perguruan tinggi dengan masyarakat. “Partisipasi ini kami maknai sebagai upaya untuk lebih dekat dengan masyarakat. ISBI Aceh bukan menara gading, melainkan bagian dari kehidupan sosial budaya Aceh yang harus aktif terlibat,” ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan semacam ini juga memberi ruang dialog antara kampus dan masyarakat. Pengunjung yang datang tidak hanya menyaksikan karya seni, tetapi juga bisa berdiskusi dengan mahasiswa dan dosen tentang proses kreatif, filosofi budaya, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. “Inilah cara kami mempertemukan teori dan praktik, serta membuka ruang komunikasi yang lebih egaliter,” tambahnya.

Partisipasi ISBI Aceh dalam Pameran Pembangunan Uroe Lahè Pidie ke-514 juga menjadi wujud dukungan terhadap program pemerintah daerah dalam memperkuat sektor budaya dan pariwisata. Melalui kolaborasi ini, ISBI Aceh berharap masyarakat semakin bangga terhadap kekayaan tradisi yang dimiliki sekaligus mampu menjadikannya sebagai potensi pembangunan.

Kepala UPA Ajang Gelar dan Dokumentasi Budaya ISBI Aceh, Aris Munandar, M.Ag., juga menyoroti pentingnya pameran ini sebagai media edukasi. “Pameran seperti ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pendidikan. Generasi muda dapat belajar langsung tentang nilai-nilai budaya leluhur mereka, sehingga tumbuh rasa bangga dan kepedulian untuk melestarikannya,” jelas Aris.

Menurutnya, ruang-ruang budaya seperti ini harus terus diperbanyak agar anak-anak muda Aceh tidak tercerabut dari akar tradisi. “Kami ingin mereka tidak hanya melihat budaya sebagai masa lalu, tetapi sebagai warisan yang harus dijaga untuk masa depan,” tambahnya.

Dengan semangat tersebut, ISBI Aceh berkomitmen untuk terus hadir di berbagai ajang serupa, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Keikutsertaan dalam pameran ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam memperkuat jembatan antara akademisi, seniman, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya Aceh agar tetap lestari dan relevan bagi generasi mendatang.