Gandapura Bukan Sekedar Sate Apa Leh, Berikut Desa di Kecamatan Gandapura

  • Oleh: Mukhlis Aminullah

KABARDAILY.COM –  Pada suatu ketika, menyebut nama Geurugok akan lebih mudah diingat orang daripada menyebut Gandapura. Padahal Geurugok adalah nama salah satu gampong disana. Nama kecamatannya adalah Gandapura. Entah darimana awalnya sehingga Geurugok lebih diingat daripada Gandapura.

Tentu saja itu dahulu. Sekarang Gandapura sudah sangat dikenal publik. Selain karena merupakan daerah perbatasan, keberadaan kuliner Sate Apaleh dan Mie Kocok ikut memberi andil sehingga Gandapura sangat dikenal oleh warga luar Kabupaten, bahkan warga luar Provinsi. Banyak juga mantan pejabat yang pernah bertugas di Aceh, masih terkenang dengan kuliner tersebut walaupun mereka sudah pindah entah kemana.

Dikutip dari buku “Gandapura Dalam Angka” yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Stasistik (BPS) Kabupaten Bireuen, September 2023, luas wilayah Gandapura 40.36 KM². Jumlah penduduknya 24.869 jiwa terdiri laki-laki 12.043 jiwa dan perempuan 12.826 jiwa. Jumlah sarana pendidikan di Gandapura 13 PAUD/TK, 12 SD, 4 MIN/MIS, 5 SMP, 1 MTsN, 1 SMA, 1 SMK, dan 1 MAN. Gandapura juga terkenal dengan beberapa lembaga pendidikan agama atau pesantren. Darussa’adah Cot Puuk termasuk yang terbesar.

Secara geografis Gandapura berada ditengah-tengah antara Kota Juang sebagai ibukota Kabupaten Bireuen dan Banda Sakti sebagai ibukota Kota Lhokseumawe. Sebagaimana diketahui, Bireuen dan Lhokseumawe adalah “saudara kandung” selain Kabupaten Aceh Utara. Gandapura juga tidak jauh dari Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, bekas daerah “petro dollar” yang pernah sangat berjaya pada masa masih eksisnya proyek vital nasional seperti PT PIM, PT AAF, dan PT Arun LNG.

Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara dengan Selat Malaka
• Sebelah Selatan dengan Kecamatan Makmur
• Sebelah Barat dengan Kecamatan Jangka, Kuta Blang, Makmur
• Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Utara

Kecamatan yang dibentuk berdasarkan Qanun Nomor 28 Tahun 2002 ini secara administratif terdiri dari 4 Kemukiman dan 40 Gampong.

Nama-nama gampong di Kecamatan Gandapura antara lain Alue Mangki, Lapang Barat , Mon Keulayu, Blang Keude, Lhok Mambang, Mon Jambe, Lingka Kuta, Ie Rhob, Blang Rheu, Samuti Aman, Lapang Timu, Tanjong Bungong, Paya Seupat, Pulo Gisa, Cot Tunong, Paloh Me, Geurugok, Samuti Rayeuk, Cot Puuk, Cot Teube, Pante Sikumbong, Cot Mane, Paya Baro, Paya Kareung, Samuti Krueng, Cot Jabet, Ujong Bayu, Mon Jeureujak, Blang Guron, Paloh Kaye Kunyet, Tanjong Mesjid, Ceubo, Samuti Makmur, Tanjong Raya, Cot Tufah, Blang Kubu, Dama Kawan, Teupin Siron, Cot Rambat dan Keude Lapang.

Secara umum karakteristik wilayah Gandapura merupakan daerah tropis yang terdiri dari daerah dataran dan daerah pesisir di sebelah utara serta sebagian lainnya masih merupakan daerah terpencil, kawasan pertanian dan pergunungan rendah. Dengan kondisi perikanan dan pertanian menjadi potensi penting yang seharusnya memberi nilai ekonomis bagi kemajuan Gandapura, selain perdagangan juga pariwisata laut/pantai.

Ibukota Kecamatan, sejak lama sudah dikenal karena “Hari Peukan” yang dilaksanakan pada setiap Selasa. Para pedagang dari berbagai daerah datang berjualan di lapak-lapak kecil di pasar ini. Mulai dari pedagang pakaian, kelontong, hasil tani, dan sebagainya. Pasar tradisional ini tidak bisa “dikalahkan” oleh perdagangan modern.

Pasar ternak di Geurugok, terkenal sebagai kawasan Glee Kuprai, termasuk yang terbesar di Kabupaten Bireuen. Pasar ini mulai eksis sejak zaman kolonial Belanda sampai sekarang.

Media ini berkesempatan melihat lokasi, baik pasar tradisional maupun pasar ternak, Selasa (21/5/2024). Tampak masyarakat ramai datang dari berbagai wilayah untuk berbelanja dan jual beli hewan ternak.

Klasifikasi mata pencaharian penduduk Gandapura pada umumnya adalah petani sedangkan pegawai, pedagang, buruh dan lain-lainnya dalam jumlah relatif sedikit. Khusus untuk ahli pandai besi, satu-satunya tempat yang memproduksi mata rotary hand tractor adanya di Cot Puuk, gampong yang identik dengan Pesantren Darusa’adah.

Gandapura merupakan tempat lahirnya para tokoh, baik skala daerah maupun skala nasional. Prof Dr Nazaruddin Sjamsuddin, MA mantan Ketua KPU RI 2001-2006 dan pakar ilmu politik Universitas Indonesia merupakan putera Gandapura. Daerah ini juga tempat lahirnya Mukhtar Aziz, salah seorang tokoh politik nasional dari PPP. Beliau pernah menjadi Anggota DPR RI dan Plt Ketua Mahkamah PPP.

Pada satu dekade lalu, Gandapura juga dikenal karena Ulama ahli ilmu falaq yaitu Tgk H Usman Maqam. Sebelum pulang ke Aceh beliau 17 tahun bermukim di Mekkah dan ikut dalam berbagai kegiatan keagamaan Kerajaan Arab Saudi. Bahkan beliau menjadi seorang Syaikh disana. Beliau pulang ke Gandapura untuk ikut membangun lembaga pendidikan Islam Madrasah Danul Ulum. Anak sulungnya, Muhammad Jamil Usman pernah menjabat Kakanwil Perindustrian dan Perdagangan Aceh dan merupakan salah seorang tokoh Aceh di Jakarta.

M.Yusuf Adam, tokoh masyarakat Bireuen asal Gandapura saat diminta tanggapannya menyebutkan Gandapura sebenarnya sangat berpotensi dari sisi ekonomi. Produksi rumah tangga lumayan banyak. Untuk itu dibutuhkan kehadiran Pemerintah untuk membinanya.

Penting juga pembinaan penerapan teknologi, juga mencipatakan pasar agar harga produksi meningkat. Sebagai wakil rakyat dari Dapil Bireuen III meliputi Kecamatan Gandapura, Makmur dan Kuta Blang, ia sudah mengusulkan berbagai ide untuk kemajuan Dapil khususnya Kecamatan Gandapura.

Dengan berbagai potensi yang ada selayaknya Gandapura harus terus maju. Kita tidak ingin Gandapura hanya identik dengan Sate Apaleh.[*]