AMK ACEH Ajak Milineal ambil Peran di Era demokrasi Digital dalam Menghadapi Pemilu 2024
- Oleh : Fajar Andi Saputra, Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Ka’bah Provinsi Aceh–
Reportase Warga,kabardaily.com – Bagaimana peran generasi millenial di era demokrasi digital saat ini. Merupakan sebuah persoalan penting yang harus segara dijawab oleh kaum milineal itu tersendiri.
Namun sebelum kita secara bersama-sama menjawab terkait peran Milenial. Perlu diketahui terlebih dahulu, siapakah mereka yang di sebut generasi milineal?
Generasi milineal adalah kelompok demografi setelah Generasi X. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Namun Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahirannya.
Berdasarkan keterangan para ahli tersebut. kita dapat mengetahui bahwa kaum milineal ini adalah mereka warga indonesia yang saat ini telah berusia 23 tahun sampai dengan 43 tahun pada tahun 2023 ini.
Selain itu dalam sejarah bangsa Indonesia. pemuda telah menorehkan banyak sejarah yang didalamnya mengandung peran yang penting baik dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, bahkan dalam mengawal masa depan bangsa pemuda selalu ikut terlibat.
Saat ini sebagai mana kita ketahui bersama, kita telah memasuki sebuah zaman yang bernama “era digital” dimana internet dan media sosial sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari di segala lini baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Melalui pers rilis ini pertanyaan tentang apa peran genarasi milineal Indonesia di era demokrasi Digital akan dijawab oleh Fajar Andi Saputra., S.H., S.Ag wakil ketua Umum Angkatan Muda Ka’bah Provinsi Aceh.
Sebagai salah satu politisi muda di Aceh Melalui pers rilisnya Fajar Andi Saputra mengatakan, “Banyak sekali peran yang bisa dilakukan kaum milenial dalam mengikuti maupun mengawal proses demokrasi yang akan berlangsung pada tahun 2024 nanti.
Di era djgital saat ini kaum milineal seharusnya dituntut untuk memiliki kecapakan literasi digital yang memadai. Sehingga mampu tampil menjadi patron yang baik dan bijak bagi lingkungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari di sosial media.
Bijak dalam bermedia sosial merupakan sebuah sikap harus di pegang Tegus oleh setiap genarasi milineal.
Salah satu peran yang bisa di ambil oleh kaum milineal adalah menjadi pelopor dalam membuat konten-konten kreatif yang mencerahkan dan memberikan informasi-informasi yang baik yang memiliki civic education bagi masyarakat.
Selain itu, kaum millenial juga dapat aktif dan kritis dalam menggunakan media sosial. Misalnya pada saat mengetahui adanya kabar bohong (hoaks), ada isu SARA, ujaran kebencian, maka kaum muda bisa ikut aktif melaporkan. Cukup dengan klik tanda titik tiga di konten tersebut lalu laporkan ke platform media sosial. “Tujuannya agar konten yang tak baik tersebut segera diturunkan atau di take down.
Menurut Fajar Andi Saputra kaum peran-peran seperti itu merupakan salah satu langkah konkrit yang dapat dilakukan kaum milineal dalam mengawal pemilu 2024 mendatang.
Selain itu kaum milineal juga bisa melaporkan jika mengetahui adanya praktik politik uang. maka mereka bisa melaporkan ke pengawas pemilu melalui WhatsApp Bawaslu ataupun aplikasi yang nantinya di sediakan oleh Bawaslu itu sendiri.
Kemudahan akses internet saat ini adalah sebuah keselarasan dan kesesuaian antara karakter kaum milineal yang indentik dengan anti repot sehingga melaporkan kecurangan nanti dalam pemilu harus didukung penuh dengan perkembangan teknologi saat ini.
Terkahir menurut fajar Andi Saputra berdasarkan pengamatan selama ini. Minat dan perkembangan internet terus bertumbuh tanpa bisa dibendung. Namun perkembangan teknologi ini seharusnya juga harus di dukung dengan peningkatan literasinya. Sehingga tidak kita pungkiri masih banyak generasi milineal yang tidak cakap dan bijak dalam bermedia sosial sehingga terjebak oleh oknum-oknum yang dengan sengaja membuat dan menyebarkan informasi hoax di tengah masyarakat yang bisa menyebabkan kegaduhan dalam lingkungan bermasyarakat
Harapan kita semua kedepan teknologi ini benar-benar bisa di manfaatkan untuk mengawal proses demokrasi di tahun 2024 mendatang. Maka oleh karena itu kita juga berhadapan pelatihan-pelatihan atau pun workshop tentang Literasi digital harus menjadi tanggung jawab kita semua untuk tetap masif diselenggarakan kepada seluruh masyarakat di seluruh lapisan yang ada di Indonesia. Tutup fajar Andi Saputra