fbpx

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Focus Group Discussion

  • Oleh Erika Syifaq, Taruni Kelas XI Perhotelan SMK Negeri 1 Jeunieb

KABARDAILY.COM   |   OPINI  –  Generasi muda saat ini, dikenal sebagai Gen-Z, memiliki peran krusial dalam meneruskan trend popularitas manusia. Karena itu, penting bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis tidak hanya penting bagi siswa dan mahasiswa, tetapi juga untuk para remaja menghadapi persaingan global dan perkembangan teknologi yang pesat. Berpikir kritis memungkinkan mereka menganalisis masalah, membuat keputusan yang bijaksana, serta menemukan solusi inovatif dan kreatif.

Salah satu pendekatan efektif dalam mengasah kemampuan ini adalah melalui Focus Group Discussion (FGD). FGD memfasilitasi diskusi terstruktur di antara sekelompok orang yang dipandu oleh seorang moderator. Di dunia pendidikan, FGD memberikan kesempatan kepada remaja untuk berbagi ide, menguji argumentasi, dan memperkaya pandangan mereka dengan mempertimbangkan sudut pandang orang lain.

Berdasarkan penelitian Widiyanti (2019) menyatakan bahwa penerapan FGD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar secara signifikan. Namun di Indonesia masih minim dalam penerapan metode FGD (Focus Group Discussion) di berbagai sekolah.

Padahal, metode ini memiliki banyak manfaat yang signifikan bagi siswa dan guru. Saat ini, banyak sekolah di Indonesia yang masih mengandalkan metode pengajaran konvensional, di mana siswa diharuskan untuk tetap belajar di dalam kelas sepanjang hari. Hal ini sering kali menyebabkan kejenuhan dan kebosanan di kalangan siswa, terutama karena materi yang disampaikan sering kali kurang inovatif dan menarik.

Guru yang cenderung hanya menerangkan materi tanpa melibatkan siswa dalam diskusi interaktif menyebabkan siswa merasa jenuh dan hanya menerima. Padahal, remaja atau generasi Z sangat menyukai aktivitas yang melibatkan kreativitas dan interaksi sosial. Metode FGD bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah ini. Dengan metode ini, siswa diajak untuk berdiskusi secara kelompok mengenai berbagai topik, yang tidak hanya membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan tetapi juga lebih bermakna.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aswat (2019:20), “Metode FGD dapat meningkatkan kualitas kegiatan guru hingga mencapai kategori yang sangat baik.” Penelitian ini menunjukkan bahwa guru yang menerapkan metode FGD mampu membuat proses pembelajaran menjadi lebih dinamis dan interaktif.

Meskipun begitu, masih banyak sekolah yang belum mengadopsi metode ini. Ada beberapa alasan mengapa metode FGD masih jarang diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman dan pengetahuan guru mengenai metode ini. Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai tentang cara mengimplementasikan FGD dalam kegiatan belajar mengajar.

Padahal, jika diteliti lebih lanjut, metode FGD memiliki banyak manfaat yang luar biasa. Selain mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, metode ini juga mempermudah kegiatan guru dalam sistem pembelajaran. Guru tidak hanya menjadi satu-satunya sumber informasi, tetapi juga fasilitator yang membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pengetahuan mereka sendiri.

Metode FGD memberikan kebebasan kepada siswa untuk mencari wawasan, melihat potensi diri, dan berkomunikasi dengan baik. Pentingnya kemampuan berpikir kritis bagi generasi muda, khususnya Gen-Z, tidak bisa dipandang sebelah mata. Metode FGD bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah ini.

Dengan metode ini, siswa diajak untuk berdiskusi secara kelompok mengenai berbagai topik, yang tidak hanya membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan tetapi juga lebih bermakna.

Oleh karena itu, penting bagi para pendidik dan pembuat kebijakan untuk mulai mempertimbangkan penerapan metode FGD di sekolah-sekolah. Dengan pelatihan yang tepat dan dukungan yang memadai, guru dapat mengimplementasikan metode ini dengan baik dan membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan dan efektif bagi siswa.

Metode FGD bukan hanya solusi untuk mengatasi kejenuhan dalam belajar, tetapi juga langkah penting untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Dengan metode FGD ini pula, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan menyenangkan, mempersiapkan generasi muda kita untuk menghadapi persaingan global dan perkembangan teknologi dengan bekal keterampilan berpikir kritis yang kuat. Mari kita bersama-sama membangun masa depan pendidikan Indonesia yang lebih cerah dan berdaya saing tinggi.