KABARDAILY.COM – Kunjungan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi ke Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh disambut hangat sebagai momen strategis untuk memperteguh arah pendidikan seni yang berakar kuat pada budaya lokal dan semangat kebangsaan. Di tengah tantangan globalisasi yang kerap mengikis identitas, ISBI Aceh didorong menjadi pusat peradaban seni yang menjaga martabat bangsa dan marwah keacehan.
Dalam sambutannya, Dirjen Dikti menekankan pentingnya pendidikan seni untuk tidak hanya melahirkan insan kreatif, tetapi juga membentuk generasi berjiwa nasionalis yang memahami nilai-nilai budaya bangsanya sendiri. “Aceh memiliki peradaban dan tradisi yang kaya, yang harus menjadi fondasi dalam pengembangan pendidikan seni di tingkat nasional,” ujarnya.
Teuku Muhammad Husni M.Pd , dosen ISBI Aceh sekaligus akademisi bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, menyatakan bahwa pendidikan seni di Aceh bukan hanya alat ekspresi budaya, tetapi juga sarana penguatan karakter dan kebangsaan. “Seni dalam konteks Aceh adalah manifestasi nilai, perjuangan, dan identitas. ISBI Aceh harus berdiri sebagai penjaga budaya dan pembentuk jati diri bangsa yang berakar dari filosofi hidup masyarakat Aceh,” ungkapnya.
Falsafah Aceh—Adat bak Po Teumeureuhom, hukom bak Syiah Kuala, reusam bak Laksamana—menjadi sumber nilai yang terus dihidupkan dalam proses akademik dan kehidupan kampus. Melalui pendekatan ini, ISBI Aceh berupaya menciptakan ruang pembelajaran yang tidak hanya berbasis kompetensi seni, tetapi juga berorientasi pada pembentukan watak kebangsaan.
Kunjungan ini menjadi tonggak baru bagi ISBI Aceh untuk tampil lebih kuat dalam membangun jembatan antara warisan budaya dan tantangan masa depan, menjadikan seni sebagai cahaya bagi kebangsaan, dan Aceh sebagai cahaya dari barat nusantara.