Dosen ISBI Aceh Laksanakan Pelatihan Musik Tradisi Rapa’i di Gampong Miruk

JANTHO,KABARDAILY.COM –  Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh melaksanakan kegiatan Pelatihan Permainan Musik Tradisi Rapa’i di Gampong Miruk pada 25 September 2025, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Kegiatan ini bertujuan memperkuat identitas budaya lokal melalui pewarisan seni musik tradisional kepada generasi muda, sekaligus menumbuhkan kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Ketua Tim PkM, Surya Rahman, S.Sn., M.Sn., bersama anggota tim Abdul Rozak, S.Sn., M.Sn. dan Haria Nanda Pratama, S.Kom., M.Sn., serta didukung dua mahasiswa Program Studi Seni Karawitan ISBI Aceh, menjelaskan bahwa pelatihan dilaksanakan secara bertahap dan sistematis. Materi yang diberikan mencakup pengenalan sejarah dan filosofi rapai, penguasaan teknik pukulan dasar, latihan kelompok, hingga pembentukan formasi pertunjukan khas Aceh.

“Pelatihan ini bukan hanya sebatas keterampilan memainkan rapai, tetapi juga menanamkan nilai-nilai budaya agar generasi muda merasa bangga dan memiliki ikatan emosional dengan seni tradisi mereka,” ujar Surya Rahman.

Peserta yang terdiri dari anak-anak dan remaja Gampong Miruk menunjukkan antusiasme tinggi mengikuti setiap sesi. Mereka dibimbing langsung oleh pelatih yang berpengalaman untuk menguasai teknik permainan rapai, Adapun teknik tersebut meliputi bum, preung, chik serta mempraktikkan formasi pertunjukan yang menekankan dinamika, tempo, dan kekompakan antar pemain.

Sebagai pengayaan, tim PkM turut memperkenalkan berbagai pola rapai seperti pola pada rapai music maupun pola music iringan tari, dalam hal ini berfokus pada tari ranup lampuan sebagai salah satu ikon tari penyambutan dalam acara di berbagai daerah khususnya di Aceh. guna memperluas wawasan peserta terhadap keragaman musik tradisional. Program ini juga dirancang berkelanjutan, dengan rencana pembentukan kelembagaan seni dan komunitas rapai di bawah naungan Geuchik Gampong Miruk.

Keuchik Gampong Miruk, Muhibuddin, menyambut baik inisiatif ini. Ia berharap pelatihan tidak berhenti hanya pada kegiatan sesaat, melainkan mampu melahirkan generasi muda yang kreatif dan berkomitmen menjaga tradisi.

“Kami sangat berterima kasih kepada ISBI Aceh yang sudah hadir di gampong kami. Harapan kami, pelatihan ini bisa menjadi awal terbentuknya komunitas rapai yang solid di Miruk, sehingga anak-anak muda tidak hanya bisa bermain rapai, tetapi juga bangga menjaga seni tradisi sebagai identitas Aceh,” ujarnya.

Luaran kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada keterampilan masyarakat, tetapi juga memiliki kontribusi akademik. Tim menargetkan publikasi ilmiah terakreditasi, pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk modul pelatihan, serta penyusunan dokumentasi digital berupa video tutorial. Selain itu, publikasi melalui media daring akan memperluas jangkauan manfaat, sehingga semakin banyak masyarakat yang terinspirasi untuk melestarikan budaya lokal.

Melalui program ini, diharapkan Gampong Miruk dapat menjadi contoh desa budaya yang mampu melahirkan komunitas seni rapai yang aktif, mandiri, dan berdaya saing. Lebih jauh, model pelestarian budaya berbasis masyarakat ini dapat direplikasi di berbagai wilayah lain di Aceh, sebagai upaya menjaga keberlanjutan identitas seni tradisi di tengah arus globalisasi.