- Oleh Feri Irawan, Kepala SMKN 1 Jeunieb
KABARDAILY.COM | Siapa yang tidak tahu Bireuen? Kabupaten yang kini berusia 25 tahun tepat pada 12 Oktober 2024 memiliki banyak catatan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Menjadi wilayah otonom sejak 12 Oktober 1999 merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara.
Selama puluhan tahun, Bireuen sangat kental dengan julukan Kota Juang. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Bireuen oleh Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, saat ke Bireuen pada tahun 1948.
Sebagai salah satu kabupaten di wilayah pesisir utara Provinsi Aceh, Bireuen berada di jalur segitiga emasnya Aceh.
Kabupaten Bireuen juga terkenal di bidang kulinernya diantaranya Mie Kocok Geurugok (Gandapura), Rujak Manis dan Bakso Gatok (Kuta Blang), Sate Matang (Peusangan) Bu Sie Itek dan Nagasari (Kota Juang/Bireuen).
Dalam sebuah kesempatan, Selasa (7/1/2024) pagi, seraya menikmati suguhan segelas kopi saring ala WD Caffe.
Bagi masyarakat Bireuen kopi sudah menyatu dalam kehidupan sehari-hari. “Tidak ada kopi tidak ada cerita, secangkir kopi seribu cerita”, begitu teman saya berkata. Bahkan Bireuen digelar daerah sejuta warung kopi karena sangking banyaknya warung kopi.
Seorang teman saya, sebut saja namanya Baihaqi, yang kebetulan berasal dari luar Bireuen berujar; “Bireuen kini sangat berkembang. Ada banyak pembangunan di sana-sini. Pembangunan di kota ini diimbangi oleh pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia)-nya”.
Sebagai putra asli Bireuen, saya sangat sependapat dengan pandangan kawan saya ini. Asumsinya mungkin saja benar adanya.
Sudah sangat lama kita mendengar Bireuen dijuluki predikat sebagai kota pendidikan.
Julukan tersebut tak lepas dari banyaknya sekolah dan perguruan tinggi yang berdiri megah di Kabupaten Bireuen. Saya mencatat, di awal tahun 2025 ada tujuh kampus yang tersebar di empat kecamatan Kabupaten Bireuen.
Faktanya memang, dibanding kabupaten/kota lainnya di Aceh, Bireuen masih lebih baik. Kehadiran Universitas swasta juga masih lebih banyak dibandingkan kabupaten lainnya di Aceh.
Selain itu, minat masyarakat Bireuen sangat peduli dengan pendidikan, sehingga banyak orang tua yang memprioritaskan pendidikan anak-anak mereka. Sementara ulama-ulama di Bireuen berperan penting dalam pengembangan pendidikan islam.
Letak Bireuen di jalur segitiga emasnya Aceh tentu saja menjadi faktor yang sangat mendukung.
Kampus-kampus yang berdiri tersebut berada di wilayah Kecamatan Kota Juang, Peusangan, Jeumpa, dan Samalanga. Mulai dari Universitas Almuslim, Universitas Islam Kebangsaan Indonesia, Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh,
Universitas Islam Aceh,
IAI Al-Aziziyah, STIS Ummul Ayman, STIKES Payung Negeri, hingga Akademi Keperawatan Muhammadiyah Bireuen.
Secara jarak, jika harus mencapai Banda Aceh yang begitu jauh. Orang orang di bagian Utara dan Tengah pastilah akan memilih Bireuen karena faktor kedekatan.
Semoga sang gubernur maupun bupati terpilih mampu menaikkan kualitas pendidikan Bireuen sehingga menjadikan daerah ini memiliki sumber daya manusia yang mumpuni.
Sehingga suatu saat nanti, saat seseorang mengunjungi Bireuen, mereka tidak lagi terpana karena kemajuan pembangunan kota ini. Namun juga karena begitu majunya sumber daya manusia di Kota Santri ini.