Selain Sate Apaleh dan Mie Kocok, Gado-Gado Bang Syakya Jadi Incaran Warga Gandapura
Dalam bulan ramadan terjual sampai 300 bungkus per hari
Bireuen,kabardaily.com – Selain sate Apaleh dan mie kocok Geurugok, gado-gado dan pecal, jadi salah satu makanan favorit warga Gandapura dan sekitarnya, selama bulan Ramadhan.
Pantauan media ini, selama hampir dua jam, di lokasi pasar sore Gandapura atau keude Geurugok, Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen, Jum’at (31/3/2023) tampak masyarakat antusias menjadikan gado-gado dan pecal menjadi penganan berbuka.
Salah satu rak jualan yang paling laku adalah milik Syakya Idris, 55, warga Cot Puuk, Kecamatan Gandapura.
Untuk mendapatkan satu bungkus gado-gado atau pecal, peminat harus antri.
Syakya menyebutkan, dalam satu hari, selama bulan Ramadhan, bisa terjual 200 – 300 bungkus, baik pecal maupun gado-gado.
Kalau dikalikan satu bungkus Rp 15.000,- berarti Syakya bisa punya omzet Rp3 juta – Rp4,5 juta per hari.
“Ukurannya kita lihat dari jumlah bumbu kacang, satu hari bisa 25 – 30 kilogram bumbunya habis untuk jualan ini” kata Syakya, dengan parameter tradisionalnya.
Bagi sebagian warga Gandapura, sosok Syakya ini sudah tidak asing lagi.
Selain berjualan gado-gado dan pecal selama Ramadhan, pada hari-hari biasa, ia jualan nasi gurih (pagi) di Warkop Apalah, seberang jalan negara, depan Masjid Taqwa Gandapura.
Baik jualannya selama Ramadhan maupun hari biasa, selalu ramai dijejali pembeli.
“Alhamdulillah, kami sudah 35 tahun jualan gado-gado dan pecal ini” sebut ponakan almarhum Tgk H M Yusuf Ali, ulama Bireuen, pimpinan Darussa’adah yang berpulang ke Rahmatullah dua pekan lalu.
Keumala, warga Paloh Me, saat bertemu media ini di lokasi, menyebutkan, gado-gado selalu jadi favorit istrinya, untuk berbuka puasa.
“Dan, wajib beli gado-gado Bang Syakya” katanya tersenyum.
Begitulah, ternyata bukan hanya sate Apaleh favorit warga Gandapura selama bulan puasa. Gado-gado dan pecal Bang Syakya juga. [ Mukhlis Aminullah ]