Pemkab Bireuen Tetapkan Nama Jalan Eks Rel Kereta Api Simpang Geulanggang Teungoh ke Simpang Jalan Negara Gampong Sagoe dengan Nama Ini

Bireuen,kabardaily.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen melalui Keputusan Bupati Bireuen Nomor 365 Tahun 2023 tanggal 17 Juli 2023 menetapkan nama jalan bekas rel kereta api, sepanjang persimpangan Geulanggang Teungoh ke persimpangan jalan negara di Gampong Sagoe Kecamatan Peusangan, dengan nama Jalan H Abubakar Ibrahim Salim Bey.

Hal ini dibenarkan oleh Safriadi, ST, M.Si, Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Bireuen yang dihubungi media ini via telpon, Selasa (18/7/2023).

Sebelumnya, jamak diketahui publik bahwa jalan tersebut adalah jalan elak, mengingat jalan itu adalah jalan alternatif yang menghubungkan kawasan Kota Juang sampai ke samping Polres Bireuen di Gampong Cot Buket Kecamatan Peusangan.

Hasil pantauan media ini di kawasan persimpangan dekat meunasah Geulanggang Teungoh, terlihat plang nama jalan sudah ada disana. Menurut Safriadi, plang itu memang dipasang oleh pihaknya untuk diketahui warga.

“Mudah-mudahan segera tersosialisasi kepada warga masyarakat Bireuen terkait penamaan jalan ini” kata Safriadi lebih lanjut.

Muhammad Zaki, aktivis mahasiswa Universitas Almuslim saat ditanya media ini, memberi apresiasi kepada Pj Bupati Bireuen atas penamaan jalan ini, namun ia menyarankan agar juga dilakukan sosialisasi kepada warga siapa H Abubakar Ibrahim Salim Bey ini. Apakah beliau ini seorang tokoh Bireuen atau pejuang kemerdekaan ataupun seorang yang berjasa kepada Kabupaten Bireuen.

“Kami generasi muda yang lahir tahun 2000-an tidak tahu persis sosok beliau” kata Zaki positif.

Dikutip dari Infobireuen.com, bahwa H Abubakar Bin Ibrahim Bin Salem Bey seorang tokoh Darul Islam Bireuen yang Hijrah dari Turki ke Aceh tahun 1919 ketika Khalifah Othoman Turki dikalahkan oleh tentara sekutu pada Perang Dunia I.

H Abubakar seorang pejuang sekaligus saudagar penyantun sekolah Normal School Bireuen yang didirikan oleh Tgk Daud Beureueh dkk pada masa kolonial Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, ia diangkat sebagai Gunco Bireuen.

Ia juga merupakan salah seorang pemimipin Darul Islam dan saudagar di Bireuen. Beliau ikut bergerilya bersama Majelis Syura Negara Islam Indonesia Wilayah Aceh.

Anak cucu H Abubakar yang tersebar seluruh Indonesia pada tahun 2018 mendirikan sebuah museum di Bireuen sebagai bentuk pengabdian terhadap tanah kelahirannya. (MA)