Peci Hitamku yang Indah

  • Oleh : Muhammad Haikal (Siswa kelas V SDN Simpang Tiga)

Cerpen,kabardaily.com.  -Peciku warna hitam, sangat setia menemaniku setiap waktu. Melaksanakan shalat, pergi mengaji, di sekolah pada hari Jum’at aku selalu mengenakan peci. Peci adalah lambang orang muslim, aku sangat senang memakai peci.

Malam hari aku pergi mengaji di dayah Ruhul Fata, di Desa Lamjamee Lamkrak, pimpinan dayah tersebut yaitu Uztad Jambi. Jam 6.00 aku bersama kawanku Jahsyar dan Amanullah berangkat ke balai pengajian, kami harus pergi lebih awal karena kami shalat magrib berjama’ah di balai pengajian.
Haikal,,Haikal,, ayo pergi mengaji, Amanullah memanggilku.

Iya,,sebentar aku ambil peci dulu.
Sampai di tempat pengajian aku meletakkan tas didalam balai, karena belum waktunya magrib kami jajan dulu dikios yang dekat dengan balai, sambil makan jajanan kami duduk-duduk santai dijembatan depan balai pengajian.

Asyik santai menunggu waktu azan magrib, lalu aku bertanya kepada temanku.
Teman-teman,ayo siapa pecinya yang wangi diantara kita.

Kami saling mencium bau peci,
Punyaku bau shamppo, kata Jahsyar.
Punyaku bau sabun mandi, sahut Amanullah.
Lalu aku menjawab ! punyaku bau minyak wangi.

Wangi,,,,,,wangiiii,,,aku bercanda dengan temanku.
Coba aku cium, minta Jahsyar.
Iya ! bau minyak wangi punya si Haikal, kata Jahsyar.
Tapi, temanku Fahri mengapa diam saja ya !
Fahri pecimu bau apa, aku bertanya,
Peciku paling wangi antara peci kalian, jawab Fahri.

Yang benar, kata Amanullah.
Iya, benar kalau tidak percaya coba dicium, sahut Fahri lagi.
Kami mencoba mencium bersama-sama.

Ternyata,,,,,,
Piiiiiihhhhhhh,bau sekali, kami tertawa terpingkal-pingkal.
Tidak kamu cuci ya, tanyaku.

Iya Haikal, sudah 2 minggu aku tidak mencuci peci.

Azan maghrib tiba kami bergegas mengambil wudhu’ dan melaksanakan shalat magrib berjama’ah, ketika mau melaksanakan shalat uztad bertanya kepada Fahlevi.
Fahlevi, dimana peci uztad !

Peci uztad ada di atas rak ! jawab Fahlevi.
Uztad mengambil pecinya, lalu berdiri di depan saf untuk menjadi imam.

Selesai shalat magrib kami lanjutkan dengan mengaji Al-Qur’an dan kitab sampai jam10.00 malam.