Musim Tanam Kembali Tiba, Petani Simpang Tiga Khawatir Banjir Melanda Lagi

KOTA JANTHO,kabardaily.com –  Petani Kecamatan Simpang Tiga telah mulai melakukan penanaman padi Musim Tanam Rendengan tahun 2023/2024, sementara itu musim penghujan juga sedang melanda (30/11).

Ketua Kelompok Tani Gampong Ateuk Mon Panah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar, Marina mengatakan petani yang telah mendapatkan pelatihan sudah mulai tanam dengan mengunakan metode Jajar Legowo atau dalam bahasa lokal dikenal dengan istilah “tanom ruweung” (tanam lorong).

” Saat ini sudah mulai tanam, para petani disini sudah ada yang menggunakan sistim tanam jajar legowo, berlorong atau tanam ruweueng,” katanya.

Namun, ia mengaku petani merasa khawatir akan banjir melanda kembali sebagaimana saat musim tanam sebelumnya. ” Disini, Kecamatan Simpang Tiga, esokmusim tanam tahun 2022 mengalami gagal panen karena bencana banjir, sekitar periode Desember 2022 hingga Maret 2023 lalu,” sebutnya.

Hal tersebut diakui Faridah, petani Gampong Lambatee Kecamatan Simpang Tiga yang mengaku pasrah atas gagal panen akibat banjir tersebut. ” Kita mengalami gagal panen musim lalu, namun dengan harapan bisa mendapatkan bantuan pemerintah sebagaimana dijanjikan, namun hingga saat ini belum jelas juga, ya kita pasrah saja dan terus berusaha dengan kekhawatiran banjir lagi,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Syarbaini Juned, warga Gampong Batee Linteung kecamatan yang merasa sedih atas berita penundaan bantuan gagal panen tahun lalu akibat banjir yang sebelumnya akan disalurkan ke rekening masing-masing korban oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.

” Awalnya kita penuh harapan setelah didata korban terdampak gagal panen, menurut info terakhir kita terima, telah terjadi penundaan bantuan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat,” imbuhnya.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar, Khaidir SP mengatakan jadwal turun sawah sudah dimulai sejak Oktober tahun 2023, diawali gotong royong, yakni pembersihan tanaman liar yang tumbuh menutupi saluran irigasi dan sekaligus memungut sampah yang tersangkut di pintu-pintu air irigasi tersier.

” Agenda paska gotong royong, petani yang berada di delapan belas Gampong tersebut melakukan doa bersama serta “kenduri Blang” disaat mulai penaburan atau semai benih padi,” jelas Khaidir.

Menurutnya, benih yang sudah terbukti toleransinya dan mampu beradaptasi dengan ekosistem Simpang Tiga antara lain Inpari 36, Ciherang dan IR 64. adapun Varietas Mekongga hanya beberapa petani yang menggunakannya karena tertarik melihat dari petani kecamatan lain.

Terkait gagal panen tahun lalu, Khaidir mengakui musim tanam sebelumnya petani terpaksa menelan pil pahit akibat gagal panen karena dampak bencana banjir itu.

“Harapan petani pun terhadap bantuan pemerintah yang tertunda juga telah membuat petani pasrah dengan kondisi yang ada, namun demikian tidak mengurangi semangat mereka untuk bercocok tanam kembali musim ini dengan kondisi cuaca hujan yang belum bisa diprediksi, mudah-mudahan tidak banjir lagi,” demikian harapan Khaidir.