MAHASISWI ISBI ACEH MENGUNJUNGI ANJUNGAN ACEH SINGKIL DI FESTIVAL PKA YANG KE-8
KABARDAILY.COM | FEATURE – Pada tanggal 7 November 2023,tepat pada hari Selasa, mahasiswa/i ISBI Aceh mengunjungi salah satu acara Pekan Kebudayaan Aceh yang ke-8 (PKA). Acara tersebut merupakan acara tiap tahunan yang di selenggaran di aceh. Pada acara tersebut terdapat berbagai jenis khas kebudayaan masyarakat Aceh dari beberapa daerah.
Dari setiap anjungan rumah adat memamerkan berbagai jenis yang berbeda yang pastinya sesuai dengan ciri khas masing-masing, seperti alat sajian rempah obat tradisional, alat musik tradisonal, dan lain-lainya.
Mahasiswi ISBI Aceh berkesempatan melakukan observasi terjun lapangan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kuratorial dengan dosen pengampu: Bapak Ichsan, M. Sn.
Pada mata kuliah ini mahasiwa/i dituntut untuk melakukan observasi terjun lapangan langsung mengenai kuratorial (pemandu) yang ada di setiap anjungan yang di kunjungi pada acara PKA yang ke-8. Salah satu mahasiswi ISBI Aceh mengunjungi salah satu anjungan rumah adat Aceh Singkil, yang dimana berlokasi di Taman Safiyatuddin di Banda Aceh.
Pada anjungan Aceh Singkil ini Mahasiswi melihat bentuk motif ornamen dan juga bentuk khas rumah adat tradisional yang di replika sedemikian rupa. Dalam anjungan tersebut di pamerkan berbagai rempah yang di letakkan dalam wadah, bentuk pelaminan serta aluanan musik khas Aceh Singkil.
Sebelum memasuki ke dalam anjungan para tamu di haruskan mengisi buku tamu sebagai tanda bahwa kita pernah mengunjungi anjungan tersebut. Selesai mengisi buku tamu kita akan di pertemukan oleh seorang pemandu (kurator) yang bertugas untuk memandu para tamu yang mengunjungi anjungan tersebut.
Terdapat 3 pemandu yang berganti bergiliran pagi, siang dan malam. Seorang pemandu tersebut menjelaskan sangat lancar tentang 4 warna yang terdiri dari warna hitam, kuning, merah, putih, hijau serta rempah-rempah obat tradisional lainnya.
Anjungan Aceh Singkil ini mendisplay dengan sangat sederhana karena pada setiap rempah-rempah terdapat keterangan yang di tulis serta ada sinopsis penjelasan tentang rempah yang di pamerkan. Salah satu keterangan penjelasan yang ada di sinopsis yaitu “minuman Mekedon” (minuman yang diolah menggunakan priuk) salah satu minuman yang digunakan masyarakat Aceh Singkil sebagai obat kesehatan.
Obat minuman Mekedon diramu dengan menggunakan rempah-rempah yang di percaya memiliki khasiat untuk membantu kesehatn dari berbagai penyakit yang diderita oleh masyarakat. Minuman ini dikenal sejak dari beberapa abad yang lalu sebagai obat ketabiban dan juga obat ini dapat diminum oleh siapa saja baik dalam keadaan sehat maupun orang yang menderita penyakit.
Minuman ini dapat memberikan perlindungan bagi tubuh dengan beragam penyakit seperti bagi penderita sering masuk angin, pilek, sakit pinggang, radikal bebas, sakit jantung, pegal-pegal dan lain-lainnya. Minuman ini masih digunakan oleh masyarakat Aceh Singkil sebagai obat herbal yang mampu memberikan solusi untuk mengatasi dan menyembuhkan penyakit.
Bahan atau rempah-rempah yang digunakan dalam minuman tersebut yaitu duri pangkat, duri acem rimo pagaren, duri bengkuang, pepage, pucuk bengkuang, keceor, bungle, jerango, leam (kemangi), sibakha mata, kuling langsat, kuling terutung, kuling gajah, lempunyang, batang dan buah cipluka, jahe, lada, ketumbar, jejarum, sidukong anak, ubakh susu, katibunuh, tongkat ali, tetimah, kekiler, kuling cingkam, kuling menggusta, gekunggung, inag kuning, temu lawak, kulit manis.
Selain itu juga terdapat tempat pelaminan masyarakat Aceh Singkil dengan simbol filososfi daerah tersebut.
Dari hasil observasi tersebut mahasiswi ISBI Aceh untuk menjadi lebih paham lagi mengenai pengelolaan tata letak ruang pada ajang pameran serta membutuhkan kinerja tata mendisplay dalam sebuah karya maupun benda seni yang akan di pamerkan supaya ajang pameran tahunan pekan kebudayaan Aceh (PKA) yang ke-8 ini kedepannya berjalan menjadi lebih baik, dari hasil observasi ini akan menjadi sebuah pengalaman yang baik untuk memulai pameran atau seorang kurator kedepannya.