JANTHO,KABARDAILY.COM – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh semakin menunjukkan perannya sebagai pusat pembelajaran seni dan budaya yang berorientasi pada pembentukan kembali peradaban Aceh yang sejati.
Dalam wawancara eksklusif (15/11) kemarin di Vila Garden Jantho, Ichsan Koordinator Pusat Humas dan Kerjasama ISBI Aceh menegaskan bahwa lembaga pendidikan tinggi ini adalah laboratorium strategis untuk mengemas dan mengarahkan masa depan seni dan budaya Aceh.
“ISBI Aceh tidak hanya sekadar institusi pendidikan, tetapi juga laboratorium kreatif yang menciptakan gagasan, inovasi, dan solusi untuk membangun kembali identitas peradaban Aceh,” ujar Humas ISBI Aceh.
Ia menegaskan bahwa ISBI Aceh berdiri untuk menjaga warisan seni dan budaya Aceh sekaligus mempersiapkan generasi yang mampu mengembangkan nilai-nilai tersebut dalam konteks modern.
Sebagai lembaga yang mengedepankan seni dan budaya, ISBI Aceh mengemban tanggung jawab besar untuk memastikan tradisi lokal tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. “Kita tidak ingin seni dan budaya Aceh hanya menjadi kenangan masa lalu. ISBI Aceh hadir untuk memastikan bahwa Aceh tetap memiliki peradaban yang hidup, dinamis, dan relevan dengan zaman,” tambahnya.
Humas ISBI Aceh juga menjelaskan bagaimana kampus ini mempersiapkan mahasiswa sebagai agen perubahan. “Mahasiswa kami dilatih untuk menjadi pelopor seni dan budaya dengan pendekatan akademik dan praktis. Mereka tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga langsung mempraktikkan, menciptakan, dan menghidupkan kembali seni Aceh dalam konteks global,” paparnya.
ISBI Aceh juga berfokus pada inovasi melalui integrasi teknologi dalam seni dan budaya. Menurut Humas, teknologi adalah alat yang dapat memperluas jangkauan seni dan budaya Aceh ke panggung internasional. “Kami memanfaatkan teknologi sebagai jembatan untuk mempromosikan seni Aceh ke dunia, tanpa melupakan nilai-nilai lokal yang menjadi fondasi budaya kita,” tegasnya.
Selain pengajaran, ISBI Aceh juga aktif dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Humas ISBI Aceh menyebutkan bahwa berbagai program telah dilakukan untuk memberdayakan masyarakat, seperti pelatihan seni tradisional dan revitalisasi budaya yang hampir punah. “Kami percaya bahwa seni dan budaya Aceh bisa menjadi motor penggerak ekonomi kreatif, yang pada akhirnya akan membantu membangun kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Ketika ditanya tentang tantangan yang dihadapi, Humas ISBI Aceh mengakui bahwa pelestarian budaya Aceh membutuhkan kerja sama berbagai pihak. “Peradaban tidak bisa dibangun oleh satu institusi saja. Kami membutuhkan dukungan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk bersama-sama memajukan seni dan budaya Aceh,” tuturnya.
Humas ISBI Aceh juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin dalam membangun peradaban. “Kami membuka pintu bagi akademisi, seniman, dan komunitas budaya untuk bekerja sama. Peradaban yang kuat lahir dari kolaborasi dan inovasi,” katanya dengan penuh optimisme.
Mahasiswa dan alumni ISBI Aceh juga menjadi bukti nyata kontribusi kampus ini. Banyak dari mereka yang kini berkiprah sebagai seniman, penggerak budaya, dan tokoh masyarakat yang berdampak besar. “Mereka adalah wujud nyata dari visi kami: membangun kembali peradaban Aceh melalui seni dan budaya,” ujar Humas.
Dengan visi besar tersebut, ISBI Aceh berkomitmen untuk terus menjadi solusi utama dalam pembentukan kembali peradaban Aceh yang sejati. “Kami percaya, seni dan budaya adalah pondasi yang akan mengangkat Aceh menuju masa depan yang gemilang. ISBI Aceh adalah tempat di mana mimpi itu dimulai,” tutup Ichsan, Humas ISBI Aceh.