BIREUEN,KABARDAILY.COM – Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Almuslim (HIMARU Umuslim) Peusangan, Deri Rinaldy menyuarakan pentingnya perhatian serius terhadap keberadaan 4 (empat) pulau milik Aceh yang diklaim menjadi milik Sumatera Utara (Sumut) dalam dua pekan terakhir. Keempat pulau tersebut diyakini menyimpan potensi besar baik dari sisi pariwisata, energi, maupun sejarah kebudayaan Aceh. Hal ini disampaikannya secara khusus kepada media ini di Matang Geulumpang Dua, Sabtu (14/6/2025).
“Empat pulau ini bukan sekadar gugusan daratan terpencil di ujung barat Indonesia. Di dalamnya ada kekayaan sejarah, potensi wisata kelas dunia, dan indikasi sumber daya alam seperti migas yang selama ini belum disentuh secara optimal,” ujar Deri
Dalam pandangannya, Deri menekankan pembahasan empat pulau itu tidak boleh hanya dilihat dari aspek batas wilayah semata, melainkan juga harus menyoroti nilai strategis yang terkandung di dalamnya. Menurutnya, kawasan tersebut menyimpan peluang besar yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh Singkil dan memperkuat identitas Aceh sebagai wilayah yang kaya secara historis maupun sumber daya alam.
Dalam konteks kolonial Hindia Belanda, pulau-pulau ini dikenal sebagai bagian dari pesisir barat Kesultanan Aceh, sebuah kawasan strategis dalam jalur perdagangan laut di Samudra Hindia.
Deri juga menyoroti potensi ekonomi yang luar biasa dari empat pulau tersebut. Keindahan pantai, terumbu karang, keanekaragaman hayati laut, dan ekosistem pesisir yang masih alami menjadi daya tarik besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari unggulan.
Dengan penataan yang tepat dan pendekatan berkelanjutan, ia meyakini kawasan itu dapat menjadi primadona baru di jalur barat Indonesia.
Deri menegaskan HIMARU Umuslim sebagai organisasi mahasiswa dengan kaderisasi intelektual memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong kajian akademis dan advokasi berbasis data terkait wilayah-wilayah strategis seperti ini. Ia mendorong mahasiswa Aceh, khususnya di Aceh Singkil, untuk tetap menjadi bagian dalam dinamika pembangunan wilayah perbatasan dan juga aktif menjadi bagian dari solusi.
Selain itu, Deri juga berharap Gubernur Aceh, dapat bersikap tegas dan tidak membuka ruang kompromi apalagi negosiasi untuk pengelolaan bersama wilayah ini.
“Rapat dengan Forbes Aceh tadi malam di Banda Aceh merupakan langkah baik. Mudah-mudahan para Anggota DPR dan DPD RI dari Aceh mempunyai komitmen yang sama untuk memperjuangkan soal pulau itu,” katanya lebih lanjut.
Sebagaimana diketahui, persoalan Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek, mencuat setelah terbitnya Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 yang menetapkan keempat pulau tersebut jadi milik Sumatera Utara. (MA)