fbpx

Berdakwah Tidak Hanya Di Atas Podium

Oleh : Sanusi (Operator Sidara Dayah Al-Athiyah, peserta pelatihan jurnalistik Disdik Dayah B Aceh)
SANTERDAILY.COM | BANDA ACEH—Dakwah tidak hanya di atas podium, dakwah juga harus hadir melalui karya tulis yang kemudian dapat disajikan kepada masyarakat luas.

Kira-kira kalimat itulah yang menjadi pendorong semangat para teungku teungku dayah dalam mengikuti pelatihan jurnalistik yang di laksanakan oleh Dinas Pendidikan Dayah Kota Banda Aceh bekerjasama dengn Dinas Pendidikan Dayah Aceh, di Hotel Al Hanifi, Lampriet, 25- 27 Juni 2019.

Di era digital saat ini, masyarakat lebih cenderung belajar secara instan melalui mbah google, belajar apa saja termasuk belajar agama, sejarah, politik, sosial dan lain lain, semuanya melalui mbah google, karena dianggap lebih praktis dibandingkan harus mengikuti kajian atau hadir ke dayah untuk bertemu para teungku, masyarakat milenial hari ini lebih memilih jalan instan atau cepat untuk menemukan apa yang diinginkannya.

Bahkan sekarang memesan makanan saja lewat handphone, tak bisa dipungkiri, karena dunia semakin hari semakin berkembang, bagi siapa saja yang tidak siap mengikuti perkembangan, maka dia akan tergilas oleh zaman itu sendiri.

Namun betapa ironinya hari ini, kita menyaksikan banyak sekali sumber-sumber atau tulisan yang berbicara terutama tentang hukum, sejarah yang belum sesuai dengan kenyataan bergentayangan di dunia maya, namun tulisan untuk mengimbangi belum banyak ditemukan.

Karena itu dayah harus hadir untuk mengimbangi referensi masyarakat di mbah google, para teungku teungku dayah beserta santri meski memiliki semangat untuk menulis, sehingga karya tulisannya itu dapat dijadikan referensi masyarakat dalam mengambil satu ketetapan hukum, atau sejarah atau ilmu yang lainnya.

Meskipun demikian, belajar dengan guru di dayah adalah jauh lebih baik dibandingkan belajar tanpa guru yang tetap, namun kita tidak bisa memaksakan kehendak diri atau mendorong masyarakat untuk belajar ke dayah, terutama kalangan anak muda, karena itu alternative lain perlu kita siapkan sehingga masyarakat tanpa ke dayah namun tetap dapat ilmu yang dipelajari didayah.

Saya salah satu peserta perwakilan dayah di kota banda aceh yang hadir mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik selama tiga hari penuh di Al Hanifi hotel.

Saya mendapatkan banyak hal disini, terutama ilmu dasar tentang menulis yang disampaikan oleh pemateri bang zainal arifin m nur, juga materi yang disampaikan oleh bang Arif Ramdan dan bang Zulkarnen Masry.

Namun juga tak kalah penting, materi dari tgk Muhammad Syarif, penggiat media, beliau menggambarkan betapa pentingnya para teungku-teungku untuk tampil di media, karena media salah satu jembatan kita untuk dikenal dunia, tidak sedikit orang terkenal melalui ide ide nya yang di tuangkan dalam tulisan.

Semoga ke depan, dakwah para alumni pelatihan ini dapat diperluas, tidak hanya di mimbar, di balai saja, namun dikembangkan melalui karya tulis yang tidak menutup kemungkinan bisa melahirkan buku yang menjadi bahan bacaan masyarakat.[]

Tinggalkan Balasan