Oleh : Imam (Siswa Kelas III A SDN Lampeunurut, Aceh Besar)
SANTERDAILY.COM |—————————-Namaku Imamil Muttaqin, Usiaku 10 tahun, berkulit putih, hidung mancung, dan baik hati.
Pada suatu sore aku diberitahukan Ayah akan ada acara zikir di pendopo, tiba-tiba HP Ayah berdering “ringgg… ringg..
“Assalamualaikum “Kata Ayah”Sambil mengangkat HP, Ntah apa yang dibicarakan tapi akhirnya Ayah menutup HP nya dan berkata”kita tidak jadi zikir dipendopo ucapnya.
Akupun bingung knp tidak jadi dipendopo,lalu aku pun bertanya “Ayah! Mengapa tidak jadi di pendopo,kata ku”.
Ayahpun menjawab,”Karena permintaan masyarakat makanya ngak jadi”ucap Ayah sambil berlalu.
Meski bingung kemana kita akan zikir akupun tidak bertanya lagi.
Magrib pun tiba Aku mengambil wudhu dan shalat, setelah itu memakai baju dan berangkat.
Akhirnya kami sampai ditempat yang dituju, rupanya di mesjid ulee kareng,setelah itu kami shalat isya bersama dan acara dimulai, dengan ceramah dan dilanjutkan dengan zikir. Selesai zikir kami pun berdoa bersama.
Tiba giliranku memimpin shalawat dengan penuh semangat Aku bershalawat dengan jamaah lainnya
Ternyata diantara para jamaah ada yang memberikan jempol kepadaku, sambil melihat Aku membalasnya dengan senyuman,alhamdulillah” kataku dalam hati.ternyata Bapak wakil wali kota. Selesai bershalawat Aku menyalaminya. Dan berkata “Terimakasih Pak”Ucapku.Kamu luar biasa semoga menjadi anak yang shaleh ya? “kata Bapak wakil walikota.
Aku cuma bisa tersenyum dan sambil memelukku Bapak wakil wali kota mengajak kami berfoto bersama. Setelah itu kami pulang meninggalkan mesjid ule kareng yang penuh kenangan.